Sumber: Pribadi |
Penulis
Buku ini merupakan 'warisan' dari Pak Muh (Kiai Muhammad Zuhri) pemikir sufistik modern. Lahir di Kudus, Jawa Tengah pada Desember 1939. Semasa hidup, Pak Muh membentuk halaqoh kecil yang diberi nama Pesantren Barzakh.
Dasar Pemikiran
Allah Ta'ala memiliki nama-nama yang baik (Asma'ul Husna). Jumlahnya 99. Nama Allah yang ke 100 perlu dicari sebab Allah telah mengenalkan asma-Nya sebanyak 99. Sifat bilangan 99 menurut Pak Muh unfinished (nyaris sempurna). Tinggal selangkah lagi angka 99 menjadi 100 (bilangan sempurna).
Pengabdian
Mencari nama Allah Ta'ala yang keseratus berbeda dengan metode mencari informasi ilmu. Jika cara ini yang digunakan maka nama Allah yang keseratus tidak akan diperoleh.
Sebab, nama Allah yang keseratus tidak ditemukan dalam literatur kepustakaan. Tidak juga di luar diri, namun justru ada pada diri manusia.
Nama Allah yang keseratus yang dimaksud Pak Muh tidak lain adalah diri kita sendiri. Mencari nama Allah yang keseratus berarti "menggarap" diri dengan pengabdian seumur hidup.
Pengabdian dilakukan dengan sepenuh jiwa melaksanakan ajaran Islam, baik yang mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh.
Pengabdian dilakukan dengan sepenuh jiwa melaksanakan ajaran Islam, baik yang mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh.
Setiap individu menurut Pak Muh harus menemukan nama Allah Ta'ala yang keseratus sebagaimana Nabi Muhammad SAW telah menemukan perannya sebagai penggenap 99 Asma'ul Husna dengan hadirnya sebutan al-Amin.
Demikian halnya dengan Sahabat Nabi telah menemukan perannya mengatur semesta ini sehingga menyandang gelar Abu Bakar Asshidiq dan Umar bin Khattab al-Faruq.
Melalui buku tersebut, Pak Muh mengingatkan kembali kedudukan manusia sebagai khalifah fil ardl, -Pengganti Tuhan di muka bumi-.
Sebagai Pengganti Tuhan manusia perlu mengambil peran di dalam 'mengurus' alam semesta serta peduli terhadap sesamanya.
Seorang individu tidak boleh acuh terhadap derita orang lain. Justru ditengah derita yang dialami orang lain, di situlah semestinya umat islam hadir memberi empati.
Inilah pengabdian yang menurut Pak Muh perlu dijalankan secara istiqomah hingga kita menjadi penggenap nama Allah Ta'ala yang keseratus.
Seorang individu tidak boleh acuh terhadap derita orang lain. Justru ditengah derita yang dialami orang lain, di situlah semestinya umat islam hadir memberi empati.
Inilah pengabdian yang menurut Pak Muh perlu dijalankan secara istiqomah hingga kita menjadi penggenap nama Allah Ta'ala yang keseratus.
Makasih mas Puguh , salam dari kami alumni Barzakh Sekarjalak Pati